Amrl

Breaking

Rabu, 10 Oktober 2018

Dampak buruk tayangan televisi


Dampak buruk tayangan televisi
Oleh: Amjd
                                                                                      
Siapa yang tak kenal dengan barang yang bernama televise? Awamkah atau asingkah ditelinga kita? Televisi adalah sarana penyiaran informasi yang pada zaman sekarang sudah tenar dimana-mana. Setelah zaman mengalami perkembangan zaman yang begitu pesat. Yang berawal dari penemuan telepon genggam berkembang menghasilkan alat-alat komunikasi yang lain, salah satunya televisi. Sangat begitu jarang orang yang tidak memilikinya. Sudah tergolong barang-barang umum, bahkan sudah mewabah sebagai kebutuhan pokok. Kebutuhan pokok terhadap informasi. Dalam televise banyak berbagai informasi bahkan kumpulan informasi, dari news sampai tayangan sinetron-sinetron.
Akhir-akhir ini sering kita melihat tayangan televisi yang mengandung banyak berbagai rasa, dari rasa manis sampai pahit. Manis ini meliputi berita, edukasi, motivasi, tayangan social dan sebagainya. Sedang pahit ini meliputi kekerasan, purnografi, mistik, tayangan-tayangan yang sepatutnya tidak dilihat oleh anak-anak dan hal negativ lainya. Hal ini yang membuat para hati orang tua menjadi cemas, was-was, resah juga meriasaukan. Karna tayangan ini tidak sepatutnya ditayangkan untuk anak-anak. Karna apa, karna tidak baik untuk perkembangan mental mereka. Dan itu berpotensi untuk mendidik anak-anak menjadi penakut, membengkang, suka dengan kekeraasan bahkan menjadi dewasa sebelum waktunya. Walaupun ketika melihat televisi sudah tertera tulisan besimbol BOT, OR, 15+ dan lain sebagainya. Ini salah satu cara televise memberikan arahan terhadap penonton tv untuk menanti dan mengikuti aturan. Tapi apalah daya bila penonton atau pelaku tv tidak menerapkannya. Para orangtua selain membimbing anak-anaknya ia juga mengawasi. Berbagai macam sifat orangtua terhadap anak. Ada yang begitu care, setengah care dan acuh. Begitu juga dengan anak, apabila ia meminta sesuatu terhadap orangtua, kemudian oleh orangtua tidak mewujudkan apa yang diminta anak maka anak akan marah. Ini merupakan tugas orangtua untuk membimbing anak agar menjadi sesuai  yang diharapkan orangtua. Yang Perlu dilakukan untuk menyelamatkan anak-anak dari pegaruh semacam ini tanpa harus mennyalahkan stasiun televisi, yaitu dengan cara:
1.    Pertama, batasi jam anak menonton televsi. Dengan orangtua memanage waktu anak, orangtua akan dengan mudah mengendalikan si anak sembari membimbing dan mengarahkan mana yang baik da buruk.
2.    Kedua, dampingi si anak saat menonton televise agar orangtua dapat menjelaskan dan menyaring acara yng mereka tonton.
3.    Yang terakhir, berikan sarana hiburan yang lain seperti buku cerita, buku komik, video kisah para nabi dan lain sebagainya yang bernilai positif. Dengan cara ini agar anak tidak kecanduan terhadap televise dan penggunaan televise. Menanamkan budaya membaca terhadap anak.
4.    Pola asuh yang disiplin guna mendidik anak. Anak pada umumnya anak melakukan sesuatu sesuai yang dicontohkan oleh orang-orang disekitarnya. Maka dari itu tanamkan hal-hal baik terhadap buah hati demi mencetak anak-anak yang berkualitas, yang paling berperan orangtua, guru, dan masyarakat umum. Televise juga dapat digunakan sebagi guru, namun harus cerdas dalam memilah-milah informasi yang akan diambil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar