Amrl

Breaking

Minggu, 18 Juni 2017

jangan kufur Nikmat. Ingat Firman Allah





    
Tetap bersyukur dengan kedaan yang sekarang. Bukan penghalang untuk melupakan nikmat-Nya atau malah bisa dikatakan kufur nikmat sebab nilai? Aku bahagia dengan keadan yang membuatku semakin kuat. Mengertikah engkau? Setan itu selalu membisikkan rasa kurang puas terhadap hasil yang telah ku kerjakan. Karna aku melihat nilai mereka yang melebihi dari ku. Rasa ini kadang membuatku benci terhadap semuanya.
Kurangnya muhasabah diri, kurangnya rasa mawas diri untuk mendapatkan sebuah hasil. Manusia memang tidak pernah memiliki rasa ingin puas untuk mendapatkan sesuatu hal. Apapun itu. Contoh kecil saja seperti yang aku rasa. Aku merasa tercengang untuk mendapatkan nilai asli yang sudah didepan mata. Aku melihat ia yang mendapatkan nilai yang melebihiku, aku juga menyadari bahwa ia benar pantas untuk mendpatkanya. Terkadang disaat ada rekan yang usahanya hanya leha-leha ia mendapatkan nilai ynag berpredikat A. aku merasa yang mendapatkan nilai hingga dikatakan banting tulang agar mendaptkan predikat A saja mati-matian. Ujung-ujungnya hanya mendatkan B, aku selalu berpositif  thingking. Tetap usaha dengan yang sekarang ini. Jangan pernah puas dengan suatu nilai dan suatu keadaan yang pernah membuat nyaman.
Aku benci dengan hasil yang bukan hakku. Aku merasa dipermainkan dengannya sang penilai. Ya, seorang murid harus tunduk patuh terhadap guru. Apapun itu baik diperintah, diomong, dan disuruh. Tetapi kenapa penilaiian mereka tidak sama dengan penilaian dipikiranku? Ini adalah sebuah pendapat, orang bebas menilai kita seperti apa. Sebagian besar orang menyukai berbicara, menilai. Itu bagus sekali, itu dapat mengaktifkan saraf otak yang mati dan kaku dipikiran. Tapi apakah dengan menilai secara tidak objektif kami akan langsung memprotes? Tidak, kami tidak berani untuk berdemo karena sebuah penilaiian.
Manusia memiliki penilaian, Allah juga memilai. Malaikat mencatat amal baik, buruk. Hanya itu bapak, ibu guru yang terhormat, aku hanya mengharap penilaiian dari Alloh saja. Jujur saja, aku tetap husnuzon dengan jalan cerita yang telah dibuat Allah melalui engkau ibu bapak guru atau para ibu bapak dosen. Untuk sebuah pengalaman saja. Orang memang berhak untuk menilai kita seperti apa. Janganlah marah dengan kritikan dan penilaiian orang, bangunlah dari situ. Aku punya mimpi untuk berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan beasiswa apapun itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar